Rabu, 27 Januari 2016

Menarik Massa Dengan Metode Sticker





Teknik komunikasi massa adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi dari komunikator kepada. komunikan. Dalam menyampaikan informasi tersebut perlu adanya suatu metode untuk menarik perhatian dari komunikan agar informasi dapat diterima dengan baik. Salah satu cara metode menarik massa tersebut antara lain ialah metode visual berupa banner, sticker maupun baliho. Berikut di bawah ini ialah salah satu contoh desain sticker ang bersifat persuasif.

I.          Desain Sticker


II.       Latar Belakang
Transportasi merupakan pergerakan atau perpindahan orang dan atau barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Meskipun transportasi bukan kebutuhan primer (utama) manusia, namun transportasi merupakan salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan individu. Hal ini mengacu pada kebutuhan masyarakat modern yang terus bergerak untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan yaitu mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Hal inilah yang menjadikan pertumbuhan transportasi menjadi tolak ukur pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pertumbuhan transportasi  yang tinggi hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan 10% per tahun jika dilihat dari estimasi penjualan pertahun. Menurut Data Korps Kepolisian Negara Republik Indonesia pada tahun 2013 jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 104.211 juta unit naik 11% daritahun sebelumnya (2012) yang hanya 94.299 unit. Jika perkiraan pertumbuhan kendaraan bermotor tersebut benar maka pada tahun ini (2015) 126.095 juta unit.
 Pertumbuhan kendaraan di Indonesia didominasi oleh kendaraan pribadi. Tercatat pada tahun 2013 pertumbuhan sepeda motor mencapai 11% atau naik dari 77.775 juta unit menjadi 86.253 juta unit. Penyumbang jumlah terbesar kedua ialah mobil pribadi yangmengalami kenaikan 11% pula yaitu dari 9.524 juta unit menjadi 10.54 juta unit. Sementara itu untuk pertumbuhan bu jauh di bawah pertumbuhan mobil pribadi dan sepeda motor yaitu hanya 1% saja 1.945 juta unit menjadi 1.962 juta unit. Jumlah ini mencerminkan lemahnya transportasi publik di Indonesia.
Jumlah pertumbuhan kendaraan yang demikian dapat dikategorikan baik. Namun jika dilihat dari pertumbuhan ruas jalan di Indonesia yang hanya 1% per tahun pertumbuhan jumlah kendaraan tersebut dapat dikategorikan buruk karena tidak kesesuaian antara sarana yang ada dan prasarana yang tersedia. Namun menurut para pakar ahli transportasi, penambahan atau pembuatan ruas jalan baru untuk mengatasi kemacetan hanya akan menambah kemacetan. Hal ini disebabkan oleh ruas jalan baru akan merangsang para pengguna jalan untuk membeli kendaraan baru dan akhirnya akan menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Pertumbuhan jumlah kendaraan mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif yang telah diketahui ialah pertumbuhan jumlah kendaraan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi baik bagi perusahaan penyedia kendaraan yang semakin untung karena produknya terjual, maupun bagi pengguna jalan yang menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana tranpostasi dari tempat asal ke tempat tujuan untuk lebih cepat melakukan mobilitas.
Dampak lain dari pertumbuhan kendaraan ialah meningkatnya emisi serta volume lalu lintas. Semakin banyak kendaraan yang ada di jalan semakin banyak pula emisi gas buang yang dihasilkan dan hal tersebut tentunya akan menghasilkan polusi yang udara. Begitu pula dengan volume lalu lintas, semakin tinggi pertumbuhan jumlah kendaran maka akan semakin tinggi pula volume lalu lintas yang ada pada suatu ruas jalan yang akan mengakibatkan arus lalu lintas di suatu ruas jalan akan meningkat pula. Akhirnya akan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Selain menimbulkan kemacetan banyaknya jumlah kendaraan bermotor juga menimbulkan banyak kecelakaan. Pada 2010 Indonesia merupakan negara tertinggi pertama di Asia Tenggara. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena banyaknya kendaraan yang ada juga memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Salah satu cara untuk mengatasi pertumbuhan kendaraan ialah dengan cara mengganti moda yang digunakan untuk mengurangi volume lalu lintas sehingga kepadatan di suatu ruas jalan dapat berkurang. Penggantian moda tersebut tentunya tanpa mengurangi jumlah pergerakan dari pengguna jalan tersebut. Salah satunya ialah dengan mengganti kendaraan pribadi berupa mobil atau sepeda motor dengan sepeda.
Sepeda ini tentunya digunakan hanya untuk jarak yang dekat. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi keterlambatan seseorang sampai di tempat tujuan. Sepeda ini digunakan untuk menuju ke halte, terminal maupun stasiun terdekat sehingga para pengguna jalan akan tetap sampai tujuan tepat waktu tanpa perlu khawatir terlambat. Jadi pada intinya para pengguna jalan didorong untuk menggunakan angkutan umum dan sepeda digunakan untuk menyingkat waktu pengguna jalan menuju ke halte, terminal maupun stasiun terdekat.
Penggantian moda berupa mobil ke sepeda dan atau angkutan umum ini sudah mulai diimplementasikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 55/54 Tahun 2015 tentang larangan penggunaan mobil dinas yang berlaku setiap hari jumat keempat tiap bulan.
Penggantian moda tersebut selain mengurangi volume lalu lintas yang berdampak langsung terhadap mengurangi kemacetan lalu lintas. Penggantian moda tersebut juga berperan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh aktivitas berlalu lintas.

III.    Penjelasan Isi dan Desain Sticker
Sticker ini berukuran 15 cm x 10 cm. Bahan yang digunakan untuk membuat sticker ini ialah reflective sheeting. Reflective sheeting mampu memantulkan cahaya pada kegelapan atau malam hari. Pada kondisi redup atau intesitas cahaya yang rendah bahan ini juga dapat dilihat karena tidak membutuhkan banyak cahaya. Penggunaan sticker dengan bahan tersebut bertujuan agar sticker ini tetap dapat dilihat oleh komunikan dalam kondisi apapun meskipun minim pencahayaan.
Sticker ini mengambil tema “Go Bike, Go Health, Go Green” berarti “Ayo Bersepeda, Ayo Sehat, Ayo Hijaukan” tema ini diambil selain karena menyerukan pergantian moda namun juga karena mudah diingat dan mudah dihafalkan. Tema tersebut juga dijadikan jargon untuk sticker ini. Sehingga sasaran atau komunikaan dapat dengan mudah untuk mengingat ajakan dari komunikator dan dengan jargon yang mudah diingat diharapkan dapat melaksanakan ajakan komunikator untuk bersepeda.
Tulisan “Go Bike” berwarna biru. Warna biru diartikan dengan warna air. Dalam hal ini air yang dimaksud ialah keringat. Jadi alasan tulisan “Go Bike” berwarna biru ialah ajakan untuk bersepeda agar berkeringat dan dapat membuat tubuh kita tetap sehat.
Tulisan “Go Health” berwarna merah. Warna merah diartikan dengan warna organ tubuh yaitu hati. Hal ini juga yang mendasari terdapat gambar hati di tulisan “Go Health” sebagai pengganti huruf “a”.
Tulisan “Go Green” berwarna hijau. Warna hijau tersebut berasal dari arti dari “Go Green” yaitu “Ayo Hijaukan”. Jadi penggunaan warna hijau tersebut menegaskan ajakan untuk menghijaukan bumi kita dan membebaskannya dari berbagai polusi khususnya polusi udara. Selain itu pada huruf “G” di tulisan “Go Grees” terdapat peta Indonesia, hal ini merupakan harapan agar Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam rangka menghijaukan alam.
Di dalam desain sticker ini terdapat gambar pesepeda sedang membuang mobil ke tempat sampah. Hal ini diartikan sebagai ajakan untuk meninggalkan mobil sebagai alat transportasi dan menggantimya dengan sepeda.
Selain itu di bawah sticker terdapat tulisan “You Will Prevent 3,5 Pounds Of Polutan, For Every Mile You Cycling”, yang berarti kamu akan mencegah 3,5 pon polutan, untuk setiap mil kamu bersepeda. Kata-kata tersebut bertujuan untuk memberitahu para komunikan bahwa bersepeda selain menyehatkan juga mencegah pemanasan global. Dengan fakta yang telah diberikan kepada komunikan diaharapkan komunikan akan lebih terdorong untuk bersepeda ke sekolah maupun ke tempat kerja.
Pada masing-masing pojok atas sticker terdapat lambang 2 (dua) instansi yaitu pada pojok kanan atas ialah lambang Kementerian Perhubungan dan pada pojok kiri atas ialah Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ). PKTJ ialah instasnsi yang mengeluarkan sticker ini sedangkan Kementerian Perhubungan ialah Kementerian yang menganyomi PKTJ sebagai lembaga pendidikan.
Desain sticker tersebut mengambil background peta dunia. Hal ini dimaksudkan seruan untuk berganti moda dari mobil ke sepeda tidak hanya pada suatu daerah saja. Namun juga diharapkan dapat berkembang ke seluruh penjuru dunia.

IV.    Sasaran Sticker

Sticker ini ditujukan kepada seluruh pengguna jalan khususnya para pengguna jalan yang masih menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju ke tempat tujuan mereka, baik pelajar maupun mahasiswa bahkan para pegawai negeri sipil maupun karyawan/i di sebuah perusahaan.

V.       Metode Pemberian Sticker



Sticker ini diberikan sebagai souvenir dari sebuah event sepeda santai. Jadi pada setiap pesrta yang mendaftar sebagai peserta sepeda santai akan diberikan sticker ini, disamping  pemeberian kupon/undian hadiah dan baju. Selain itu, sticker ini juga dapat diberikan pada saat sosialisasi tentang dampak kemacetan lalu lintas dan ajakan untuk bersepeda ke tempat kerja maupun sekolah.

VI.    Tempat Pemasangan Sticker



Sticker ini dapat dipasang pada ruang publik seperti d halte, terminal maupun stasiun atau pemberhentian lainya angkutan umum. Hal tersebut bertujuan untuk memberi tahu atau meyakinkan bahwa hal yang sudah mereka lakukan (tidak menggunakan kendaraaan bermotor pribadi) adalah tindakan yang benar karena mereka telah berperan untuk mencegah polusi udara.

Kamis, 07 Januari 2016

Pesona Lolong, Desa Sejuta Durian


Lolong merupakan salah satu desa di Kabupaten Pekalongan, tepatnya berada di Kecamatan Karanganyar. Bagi para masyarakat yang belum pernah ke Pekalongan mungkin bertanya-tanya tentang daerah ini. Memang sebenarnya tidak ada yang spesial dari daerah ini, namun yang membuat desa ini berbeda dengan daerah lain di Pekalongan yaitu sebagian besar wilayah di desa ini merupakan kebun durian. Hal inilah yang membuat desa ini menjadi pusat perhatian pada saat musim durian seperti ini.
Pada musim durian seperti ini biasanya para penjual durian menjual duriannya di kanan dan kiri badan jalan yang notabene bersinggungan langsung kebun durian para penduduk desa Lolong tersebut. Hal tersebut menambah pesona yang diberikan dari desa Lolong ini karena suasana yang didapat pada saat menikmati durian lebih asri dan terasa seperti di kebun sendiri karena langsung berada di kebun durian. Dengan kenyamanan serta keasrian tempat tersebut desa Lolong menjadi salah satu tempat yang dituju pada saat musim durian baik dari dalam kota maupun luar kota.




Panjang ruas jalan yang digunakan untuk berjualan ialah ± 2 km (dari titik A sampai dengan titik B). Ruas jalan tersebut merupakan ruas jalan lokal yang menghubungkan Desa Lolong dengan pusat kegiatan masyarakat berupa pasar di Karanganyar. Ruas jalan ini mempunyai tipe jalan 2/2 UD dengan lebar badan jalan 6 m, yang mempunyai jenis perkerasan tipe flexibel (aspal) yang memiliki bahu jalan di kanan dan kiri bahu jalan. Namun seiring berbuahnya buah durian tersebut, bahu jalan yang ada digunakan bagi para pedagang untuk menjual duriannya. Selain bahu jalan tersebut digunakan untuk lapak para pedagang bahu jalan ini juga digunakan untuk parkir para pembeli durian tersebut bahkan sering kali parkir kendaraan tersebut menggunakan badan jalan khsusunya mobil. Hal ini mengakibatkan penyempitan badan jalan yang berakibat langsung membuat badan jalan menjadi lebih sempit sehingga menimbulkan araus lalu lintas padat (kemacetan).




Kepadatan arus lalu lintas ini menimbulkan keasrian dan kenyamanan Desa Lolong sediki demi sedikit menurun. Padahal dilain sisi kepadatan lalu lintas tersebut menujukan bahwa para pembeli durian semakin lama semakin bertambah banyak. Hal tersebut membutuhkan suatu manajemen lalu lintas yang bertujuan untuk menghilangkan kepadatan lalu lintas meskipun jumlah pembeli bertambah. Manajemen ini bisa dimulai dengan mengatur parkir di lokasi tersebut.
 
Pengaturan parkir ini bertujuan untuk menertibkan para pemebeli yang membawa kendaraan pribadi agar kendaraan yang diparkir lebih tertata dan tidak menimbulkan efek negatif seperti mengurangi kapasitas jalan dan menimbulkan kepadatan arus lalu lintas akibat ketidakserasian antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan. Manajemen parkir yang dimaksud ialah dengan membuat parkir offstreet di dua titik yaitu masing-masing di desa sebelum perkebunan durian tersebut yaitu pada titik A dan titik B. Dengan adanya manajemen parkir ini diharapkan kondisi lalu lintas di ruas jalan ini akan membaik dan dapat berkontribusi meningkatkan pendatan daerah untuk pembangunan Kabupaten Pekalongan agar menjadi lebih baik pula. Selain itu, diharapkan kenyamanan serta keasrian pesona desa lolong akan tetap terjaga sehingga semakin mengikat para pengunjung dari luar kota maupun dalam kota.