Minggu, 16 Oktober 2016

Membangun Budaya Keselamatan Berlalu Lintas dengan Kampanye Keselamatan Lalu Lintas Jalan



A.    Tujuan Penulisan
Penulis memiliki beberapa tujuan dalam penulisan artikel ini, antara lain sebagai berikut :
1.      Pembaca diharapkan mampu memahami pengertian desain kampanye keselamatan lalu lintas
2.      Pembaca diharapkan mampu memahami maksud dan tujuan mempelajari desain kampanye keselamatan lintas
3.      Pembaca diharapkan mampu menjelaskan konsep dalam kampanye keselamatan lintas

B.       Dasar Hukum
Kampanye atau sosialisasi tentang keselamatan lalu lintsa perlu diwujudkan dalam pelaksanaan berlalu lintas agar dapat mewujudkan lalu lintas yang selamat, aman, nyaman, tretib, dan lancar. Hal tersebut juga diamanatkan melalui dasar hukum pelaksanaan kampanye keselamtan lalu lintas antara lain :
1.             Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009
a.       menimbang poin B yaitu lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu-lintas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah
b.      Pasal 77 ayat (1) menyatakan bahwa “setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan”
c.       Pasal 203 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa :
(1) Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
(2) Untuk menjamin Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi penyusunan program nasional kegiatan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
2.             Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan Pilar IV yaitu Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamaan poin j tentang kampanye keselamatan.
3.             Panduan Keselamatan Jalan
4.             RUNK Jalan 2011 – 2035 Pilar IV Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamaan poin 8 tentang Kampanye Keselamatan
5.             Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009 Bab 1 pasal 1 poin 31 yaitu Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama berlalu-lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan dan/atau lingkungan
6.             Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009 Pasal 203 ayat 2 huruf a bagian penjelasan yaitu menjelaskan tentang “Program Nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan” antara lain:
a.       Polisi Mitra Kampus (Police Goes to Campus);
b.      Cara Berkendara dengan Selamat (Safety Riding);
c.       Forum Lalu Lintas (Traffic Board);
d.      Kampanye Keselamatan Lalu Lintas;
e.       Taman Lalu Lintas;
f.       Sekolah Mengemudi; dan
g.      Kemitraan Global Keselamatan Lalu Lintas (Global Road Safety Partnership).

C.      Pengertian Kampanye
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang kampanye keselamatan jalan, alangkah lebih baiknya kita mengetahui definisi atau pengertian dari kampanye itu sendiri. Kampanye memiliki beberapa definisi menurut beberapa ahli, antara lain :
1.         Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kampanye diartikan sebagai gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi, mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain (Lukman; 1996: 437).
2.         Glosari grafis, kampanye merupakan rangkaian iklan dan berhubungan dengan usaha perancangan untuk menampilkan dan memperkenalkan sebuah ide penjualan atau jasa dalam jangka waktu yang teratur.
3.         Menurut Leslie B. Snyder (2002): “Kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu”
4.         Rajasundaram (1981), Koordinasi dari berbagai metode komunikasi yang fokus pada permasalahan tertentu sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu tertentu.
5.         Menurut WWF (The World Wide Fund for Nature) Indonesia, kampanye adalah alat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran, untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan  perilaku dari target audiens. Kampanye juga dapat dilihat sebagai alat advokasi kebijakan untuk menciptakan tekanan public pada actor-aktor kunci, misalnya peneliti, ilmuwan, media massa dan pembuat kebijakan
6.         Rogers dan Storey (1987): “kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganiasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu”
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kampanye adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara serentak dan terorganisir pada waktu tertentu yang mempunyai tujuan tertentu yang dilaksanakan secara kontinu atau berkelanjutan.
D.    Pengertian Propaganda
1.      Leonard Doob, mengartikan propaganda adalah usaha untuk mempengaruhi dan mengendalikan kepribadian serta perilaku orang lain ke arah tujuan-tujuan yang tidak ilmiah dan masih diragukan kebenarannya dalam masyarakat tertentu.
2.      Prof. Mar’at, propaganda adalah suatu teknik, suatu cara atau suatu usaha yang sistematis, serta sungguh dipikirkan secara mendalam dimana teknik, cara atau usaha ini dilakukan baik oleh seseorang maupun kelompok orang untuk mempengaruhi pendapat atau sikap orang lain atau kelompok.
3.      Ferdinand Tonnies, propaganda merupakan suatu kegiatan untuk menggerakkan (mobilisize) pendapat secara umum (mass opinion) secara besar-besaran yang bertujuan menyebarkan suatu ide tanpa memperdulikan kecocokan dan kebenarannya.
4.      Paus Urban, propaganda adalah kegiatan yang dilakukan secara persuasif bukan dengan koersif.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa propaganda adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara serentak dan terorganisir pada waktu tertentu yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap individu maupun kelompok tanpa memperdulikan kecocokan dan kebenarannya.
E.       Perbedaan Kampanye dan Propaganda
Perbedaan
Kampanye
Propaganda
Nara sumber & tema
Dpt diidentifikasi
Tdk jelas, tersembunyi
periode
Waktu yg terbatas
Tidak terikat waktu
Sifat gagasan
moderat dan terbuka
Tertutup, memaksakan
Tujuan kegiatan
Spesifik dan variatif
Umum, mengubah system dan nilai kepercayaab
penerimaan
Sukarela dan persuasif
Dipaksakan, menekan, mengancam
Modus pelaksanaan
Sesuai kode etik
Tanpa aturan main yg jelas
Kepentingan
Kedua belah pihak
Sepihak
Penilaian publik
Konotasi positif
Konotasi negatif

F.       Pengertian Kampanye Keselamatan Jalan
Setelah kita mengetahui pengertian kampannye dan perbedaan kampanye dengan propaganda. Mari kita mengenal Kampanye Keselamatan Jalan. Kampanye Keselamatan Jalan merupakan serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi, yang ditujukan untuk khalayak tertentu, dengan meningkatkan kesadaran sehingga terciptanya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan pada masyarakat.
Selain itu kampanye keselamatan jalan dapat diartikan suatu proses membuat perubahan perilaku keselamatan jalan dalam rangka mencapai tujuan aman berkendara yang zero accident dengan bekerja bersama berbagai pihak melalui orang-orang yang menangani dan sumber daya organisasi lainnya. Kampanye keselamatan dapat berbentuk publisitas di media masa, demonstrasi, pawai, seminar di dalam ruangan, dan lain-lain. Kampanye yang tepat dapat mengurangi perilaku yang membahayakan keselamatan di jalan.
G.      Karakteristik Kampanye Keselamatan Jalan
Kampanye keselamatan jalan memiliki beberapa karakteristik atau ciri – ciri antara lain sebagai berikut :
1.      Kampanye  keselamatan  di  jalan  harus  menjadi bagian terpadu dari perencanaan transportasi strategis
2.      Pesan kampanye dibuat berdasarkan suatu analisis pada situasi lalu lintas dan angkutan jalan.
3.      Peran   media   masa   perlu   diidentifikasi   dalam mempengaruhi sikap dan perilaku pengguna jalan
4.      Kampanye menjadi lebih efektif bila didukung oleh adanya peraturan dan penegakan hukum
5.      Penyampaian    pesan    perlu    dilandasi    suatu penelitian,    bukan    sekedar    penampilan    yang “bagus”

H.      Model – Model Kampanye
1.      Model Komponensial Kampanye, ciri-cirinya:
a.       Menggunakan pendekatan transmisi (transmission approach) ketimbang interactions approach.
b.       Kampanye merupakan kegiatan yang bersifat persuasif dan sumber secara aktif berupaya mempengaruhi penerima yang berada dalam posisi pasif. Proses bertukar peran selama kampanye berlangsung menjadi sangat terbatas.
c.       Sumber memiliki peran yang dominan untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak.
d.      Pesan-pesan disampaikan berbagai saluran komunikasi seperti media massa, media tradisional atau saluran personal.
e.       Umpan balik untuk mengukur efektifitas kampanye dapat muncul dari pesan itu sendiri, saluran yang digunakan atau respon penerima.
f.        Sumber dapat mengidentifikasi potensi gangguan pada semua komponen kampanye yang ada.

2.      Model Kampanye Ostegaard oleh Leon Ostegaard, Ciri-cirinya adalah:

a.        Model ini paling sedikit sentuhan ilmiahnya.
b.        Sebuah program kampanye  hendaknya selalu identifikasi masalah secara jernih dan langkah ini disebut tahap prakampanye.
c.        Langkah  pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah faktoral yang dirasakan.
d.       Kemudian dicari sebab-akibat dengan fakta-fakta yang ada.
e.        Tahap kedua, pengelolaan kampanye seluruh isi program diarahkan untuk membekali dan mempengaruhi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan khalayak sasaran.

·         Tahapan Model Ostegaard:
a.       Sikap secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan dalam tataran pengetahuan dan ketrampilan, seketika maupun bertahap. Seandainya bertentangan dengan sikap yang telah mantap, maka perubahan tidak muncul.
b.       Tahap terakhir dari model adalah tahap evaluasi pada penanggulangan masalah. Tahap ini disebut juga tahap pasca kampanye.
c.       Evaluasi diarahkan pada keefektifan kampanye dalam menghilangkan atau mengurangi masalah seperti yang telah diidentifikasikan pada tahap prakampanye.
3.      Model Perkembangan Lima Tahap Fungsional oleh Larson, 1993
a.       Diterapkan pada candicate oriented campaignsproduct oriented campaigns ataucause or idea oriented campaigns.
b.       Fokus  model ini adalah pada tahapan kegiatan kampanye, bukan pada proses pertukaran pesan.
                         i.        Tahap kegiatan meliputi identifikasi, legimatisasi, partisipasi, penetrasi dan distribusi. Berikut merupakan tahapan model perkembangan:
                        ii.        Tahap identifikasi merupakan tahap penciptaan identitas kampanye yang dengan mudah dapat dikenali khalayak. Identitas dengan penggunaan simbol, warna, lagu atau jingle,seragam dan slogan.
                       iii.        Legitimasi: Dalam kampanye politik diperoleh ketika seseorang telah masuk dalam daftar kandidat anggota legislatif. Legitimasi  mereka bisa efektif digunakan dan dipertahankan sejauh mereka dianggap capabel dan tidak menyalahgunakan jabatan. Dalam kampanye produk, legitimasi ditunjukkan melalui testimoni atau pengakuan konsumen tentang keunggulan produk tertentu.
                      iv.        Tahap ketiga: partisipasi yang bersifat nyata atau simbolik. Partisipasi nyata ditunjukkan oleh keterlibatan orang-orang dalam menyebarkan pamflet, brosur atau poster, menghadiri demonstrasi yang diselenggarakan sebuah lembaga swadaya masyarakat atau memberikan sumbangan untuk perjuangan partai.
                       v.        Tahap keempat yaitu penetrasi. Pada tahap ini seorang kandidat, sebuah produk atau sebuah gagasan telah hadir dan mendapat tempat di hati masyarakat. Sebuah produk telah menguasai sekian persen dari pangsa pasar yang ada. Seorang juru kampanye telah berhasil menarik simpati masyarakat dan meyakinkan mereka bahwa ia adalah kandidat terbaik dari sekian yang ada. Sebuah kampanye yang ditujukan untuk menentang kebijakan pemerintah mendapat liputan media massa secara luas dan mendapat tanggapan serius pemerintah dengan membuka dialog untuk mencari jalan keluar terbaik.
                      vi.        Tahap kelima yaitu distribusi. Tahap pembuktian, pada tahap ini tujuan kampanye pada umumnya telah tercapai. Kandidat politik telah mendapatkan kekuasaan yang mereka cari, sebuah produk sudah dibeli masyarakat atau kampanye kenaikan harga tarif tol telah disetujui pemerintah. Tinggal sekarang bagaimana mereka membuktikan janji-janji mereka saat kampanye. Bila gagal melakukan akibatnya akan fatal bagi kelangsungan jabatan, produk atau gagasan yang telah diterima masyarakat.
4.      The Communicative function model menurut Judith dan Robert Friedenberg
a.          Tahap Surfacing
Tahap surfacing (pemunculan) lebih banyak berkaitan dengan membangun landasan tahap berikutnya seperti memetakan daerah-daerah yang akan dijadikan tempat kampanye, membangun kontak dengan tokoh-tokoh setempat atau orang-orang kita yang berada di daerah tersebut, mengorganisasikan pengumpulan dana dan sebagainya. Tahap ini dimulai begitu seseorang secara resmi mencalonkan diri untuk jabatan politik tertentu. Pada tahap ini pula khalayak akan melakukan evaluasi awal terhadap citra kandidat secara umum.
b.       Tahap Primary, adapun karakteristiknya yaitu:
                         i.        Pada tahap ini berupaya untuk memfokuskan perhatian khalayak pada kandidat, gagasan atau produk yang kita munculkan di arena persaingan.
                        ii.        Pada tahap ini kita mulai melibatkan khalayak untuk mendukung kampanye yang dilaksanakan. Dalam konteks politik inilah tahap yang paling kritis dan paling mahal.
                       iii.        Kritis karena kita secara ketat bersaing dengan kandidat lain dan dalam proses persaingan itu kita mungkin menghamburkan janji yang kemudian tidak dapat kita penuhi.
                      iv.        Mahal karena pada tahap ini sesungguhnya kita bersaing untuk dapat menjadi nominator selanjutnya yang akan dipilih oleh khalayak.
c.       Tahap Nomination, begitu kandidat kita mendapat pengakuan masyarakat, memperoleh liputan media secara luas atau gagasannya menjadi topik pembicaraan anggota masyarakat, maka nominasi pun dimulai.
d.      Tahap pemilihan, adapun karakterisitknya adalah:
                         i.        Biasanya masa kampanye telah berakhir. Namun, secara terselubung seringkali para kandidat ‘membeli’ ruang tertentu dari media massa agar kehadiran mereka tetap dirasakan.
                        ii.        Beberapa kandidat bahkan dengan sengaja membuat berita-berita tertentu, biasanya berdimensi kemanusiaan agar mendapat simpati khalayak.
                       iii.        Di Indonesia, ada fenomena yang disebut “serangan fajar” yakni tindakan menyuap pemilih dengan sejumlah uang agar mereka memilih partai atau orang yang bersangkutan.
5.      Model Kampanye Notwak dan Warneryd, Adapun elemen pada model kampanye ini yaitu:
a.       Intendend effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas.
b.       Competiting communication (persaingan komunikasi). Perlu diperhitungkan potensi gangguan dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign).
c.       Communication object (objek komunikasi) Biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda.
d.      Target population receiving group (populasi target dan kelompok penerima). Dapat diklasifikasikan menurut sulit atau mudahnya mereka dijangkau pesan kampanye.
e.       The Channel (saluran) penggunaannya tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media dapat menjangkau seluruh kelompok namun bila tujuannya adalah mempengaruhi perilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan melalui saluran antarpribadi.
f.        The message. Pesan dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan dibagi 3 fungsi: menumbuhkan kesadaran, mempengaruhi serta memperteguh dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.
g.       The communicator/sender dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Harus memiliki kredibilitas di mata penerima pesannya.
h.       The obtained (Efek yang yang dicapai). Efek kampanye meliputi efek kognitif (perhatian, peningkatan pengetahuan dan kesadaran), afektif (berhubungan dengan perasaan, mood dan sikap) dan konatif (keputusan bertindak dan penerapan).
6.      Model Difusi Inovasi, Adapun karakterisitik model kampanye ini yaitu:
a.       Diterapkan dalam kampanye periklanan dan kampanye yang berorientasi pada perubahan sosial.
b.       Penggagasnya adalah Ilmuwan komunikasi Everett M. Rogers. Ada 4 tahap:
c.       Tahap I: tahap Informasi : terpaan yang bertubi-tubi dan dikemas dalam bentuk pesan yang menarik akan menimbulkan rasa ingin tahu khalayak tentang produk dan gagasan tersebut.
d.      Tahap kedua: persuasion terjadi ketika khalayak tergerak mencari tahu dan produk tersebut menarik minat mereka.
e.       Tahap selanjutnya yang ketiga adalah membuat keputusan untuk mencoba yang didahului oleh proses menimbang tentang berbagai aspek produk tersebut. Tahap ini orang akan mengambil tindakan dengan cara mencoba produk tersebut.
f.        Tahap keempat konfirmasi atau reevaluasi: bila orang telah mencoba produk atau gagasan yang ditawarkan. Tahap ini menempati posisi yang strategis karena akan menentukan apakah seseorang akan menjadi pengguna yang loyal atau sebaliknya.
g.       Tidak semua tahapan yang ada akan dilalui khalayak, bahkan bisa saja berhenti pada tahap pertama.

I.       Contoh Kampanye Keselamatan Jalan
1.      Kampanye keselamatan lalulintas menggunakan media iklan layanan masyarakat yan sering kita lihat di televisi, biasanya iklan tersebut merupakan bentuk kerja sama antara pihak berwenang dengan stasiun televisi.
2.      Kampanye Keselamatan Jalan DISHUBKOMINFO Kota Tegal Dan POLRES Tegal Kota Menggunakan Public Anouncer.
3.      Kampanye keselamatan jalan yang dilakukan di sekolahan baik dari taman kanak kanak hingga perguruan tinggi guna memberikan pemahaman akan pentingnya keselamatan jalan.
4.      Kampanye keselamatan yang dilakukan melalui slogan-slogan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar